Flash Go

Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger

Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger - Hallo sahabat Minato ET, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel AktifitasSeru, Artikel Hiburan, Artikel Hobi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger
link : Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger

Baca juga


Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger


ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER


Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Halaman depan Museum Nasional gedung baru

Me Time itu penting untuk setiap perempuan yang sehari-harinya sudah sibuk bergelut dengan aneka macam aktifitas. Sebagai seorang emak-emak yang ketika ini juga sibuk dengan kegiatan sebagai blogger, waktu untuk diri sendiri merupakan ketika yang berharga. Menikmati satu hari menjadi diri sendiri tanpa perhiasan kiprah dan kewajiban ialah sebuah hal yang sangat saya nantikan.

Me Time Ngapain aja?

Ada beberapa pilihan Me Time yang sangat saya sukai ibarat membaca buku, berkumpul bersama teman-teman, berkomunitas atau mengikuti kursus singkat aneka macam macam ketrampilan maupun kelas pengembangan diri.

Kali ini saya memutuskan untuk berlibur, seorang diri tentu saja. Liburan tipis-tipis, masih di seputar Jakarta saja. Maka, pada suatu hari Minggu kuturut ayah ke kota… Ups, buka ke kota deh, tapi ke Museum Nasional.  Saya sangat menyukai sejarah masa kemudian dan kisah-kisah dibaliknya. Entah kisah faktual yang tercatat dalam aneka macam dokumen, ataupun kisah yang telah menjadi legenda. Lalu, apakah akan menjadi sebuah legenda wisata? Aish, bukan nama perumahan lho, ya tapi demikianlah adanya.

Jujur, saya tidak tahu apa yang dilakukan orang lain di museum selain melihat koleksi-koleksinya. Karena ini ialah waktu pribadi, maka saya putuskan melaksanakan apapun yang terbetik dalam pikiran ketika sesampainya di daerah tujuan. Saya pergi tanpa rencana tapi dengan persiapan. Bagaimanapun juga saya terbiasa melaksanakan sesuatu dengan persiapan, ibarat membawa bekal serta tongsis dan pernik-pernik lain yang sekiranya akan diperlukan nanti. Tidak dapat benar-benar impulsif memang, sebab saya tahu di sana sulit mencari makanan. Yah, setidaknya untuk saya yang pemalas ini, daripada repot mencari-cari masakan ketika lapar lebih baik membawa bekal.


Menonton Drama Sejarah


Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Berpose bersama pemeran Deendels

Saat itu di museum nasional sedang diadakan beberapa kegiatan yang ternyata telah menjadi aktivitas rutin. Salah satunya ialah “Akhir Pekan di Museum”, sebuah platform memperkenalkan sejarah melalui pentas drama. Drama yang dipentaskan oleh theater Koma ini menceritakan kisah wacana Gubernur Jenderal Herman Willem Deendels saat membangun jalan raya pos. Jalan yang terbentang antara Anyer hingga Panarukan itu telah mengakibatkan banyak korban rakyat pribumi. Rakyat yang gagal memenuhi tenggat atau harapannya pribadi dieksekusi pancung.

Kisah sejarah yang kelam dipentaskan dengan ringan dan penuh humor namun tetap sesuai dengan fakta sejarah, ternyata disukai anak-anak. Memang sasaran penontonya ialah anak-anak, namun bagi saya, menyaksikan pentas ini ialah hiburan yang menyenangkan. Menyegarkan ingatan akan sejarah panjang bangsa Indonesia yang  pernah berada pada masa pahit dalam kekuasaan penjajah.

Kerena menonton seorang diri, maka dapat sesuka hati memutuskan hingga kapan berada disitu. Tidak ada nada protes atau memaksa ingin ke daerah lain, jadi saya bertahan hingga akhir. Me Time kali ini, meski bebas tapi di kepala saya sudah bersiklus satu atau dua artikel yang akan saya tulis di blog (Emak Blogger emang gitu…hehehehe). Foto-foto dokumentasi otomatis saya kumpulkan termasuk menyempatkan diri berfoto bersama pemain

Selfi Bersama Artefak


Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Ber"selfie" ria bersama arca

Setelah berfoto ria bersama pemain drama, saya pun berfoto bersama artefak. Merekalah alasan saya berada di sana semenjak awal. Ada bebrapa foto yang saya minta tolong orang lain untuk mengambilkan jikalau posisinya tidak memungkinkan untuk swafoto. Namun seringnya saya memakai tongsis untuk mengambil gambar.

Keasyikan saya ber-selfi sering diinterupsi orang-orang yang meminta tolong saya mengambilkan gambar untuk mereka. Karena saya orang yang baik hati, maka saya bebrapa kali menjadi tukang foto bagi turis lokal maupun internasional. Beberapa turis internasional bahkan mengajak saya bercakap-cakap seputar koleksi museum.

Kontemplasi


Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Me time: duduk sendirian di antara arca- kontemplasi

Apa saya terganggu dengan pandangan penuh tanya pengunjung lain ketika sedang duduk selonjoran di erat tiang sambil memandang taman dengan tatapan hampa? Oh, tentu tidak. Ketika asyik dengan pikiran-pikiran dalam kepala, saya tidak peduli dengan orang lain. Lagipula ini ialah salah satu tujuan Me Time. Memiliki waktu untuk diri sendiri, memikirkan aneka macam hal, dan melaksanakan kontemplasi.

Berbagai wangsit maupun cuplikan-cuplikan beberapa situasi dan problem bermunculan. Saya hanya berdiam diri dan berusaha mendengarkannya. Mencoba melihat problem dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan persepsi itu ternyata berkhasiat bagi kesehatan mental saya. Beberapa problem yang awalnya memberatkan pikiran dan membebani perasaan tiba-tiba terlihat lebih sederhana. Perasaan sedih, murka dan resah yang awalnya saya rasakan kini berganti kelegaan. Rupanya kita memang perlu memisahkan diri dari problem semoga mempunyai pandangan yang lebih luas.

Berkhayal Sesuka Hati


Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Me Time: Berkhayal sesuka hati

Memandang artefak beberapa arca di Museum Nasional, menciptakan saya membayangkan tangan insan di zaman yang terentang ratusan tahun kemudian ketika memahat patung-patung itu. Khayalan saya melayang ke sebuah masa yang entah kapan. Lalu saya membayangkan konflik apa yang di alami oleh si pembuat patung jikalau sang pemesan patung ialah orang berkuasa yang tidak puas? Hmmm.. ataukah beliau mempersembahkan patung-patung itu sebagai hadiah bagi kekasih hatinya?

Berkhayal sambil duduk di lantai memandangi patung kerikil memancing beberapa pengunjung melirik atau bahkan menengok ke arah saya. Meski ini Me Time, tapi di museum ketika itu sedang ramai jadi saya tidak benar-benar sendirian. padahal jelas-jelas saya sedang dalam mode tidak ingin diganggu,  masih saja ada pengunjung yang bertanya ini itu , ibarat bertanya wacana lokasi beberapa koleksi yang mereka cari, lokasi toilet, bahkan ada yang bertanya daerah membeli masakan sebab ketika itu memang sudah waktunya makan siang. Kadang sering timbul pertanyaan apakah di dahi ini ada goresan pena "informasi" hingga menciptakan orang tiba dan bertanya?

Khayalan tak dapat terlalu panjang, hanya sebatas sebuah cerpen saja belum menjadi novel, sebab saya pun mencicipi lapar juga. Akhirnya saya beranjak dan meningalkan daerah koleksi arca menuju ke ruang umum atau lobby museum untuk mengambil tas yang dititipkan dan menikmati bekal makan siang, sendirian. Beberapa mata menatap penuh tanya. Barangkali sedang berpikir, kenapa ada emak-emak duduk di pojokan dan makan sendirian di museum sebesar itu? 

Bergembira secara Sederhana

Saat duduk di lobby dan menikmati makan siang saya bertemu dengan beberapa orang yang juga sedang duduk beristirahat. Awalnya hanya senyuman kemudian alhasil terjadi sebuah pembicaraan. Hanya pembicaraan sederhana tapi menyenangkan.

Kebetulan juga ketika itu sedang digelar program bertema permainan tradisional, saya terlibat dalam sebuah permainan sabung dam das. Sebuah pertandingan yang lucu dan seru dan saya berhasil memenangkan pertandingan tersebut. Sebagia #Emak2penggemargoodiebag tentu saja saya merasa riang besar hati mendapat hadiah yang tak disangka.

Kemudian ada hal asing terjadi. Ya, saya yang tadinya hanya iseng saja ikut-ikutan program tersebut justru menjadi salah satu akseptor pertandingan tarik tambang. Saya bergabung bersama tim ibu-ibu pengunjung yang sedang mengantar anaknya plesiran. Tim kami kalah, tubuh pun remuk redam, tapi hati bahagia.

Setelah lelah seharian bertualang di museum, saya memutuskan untuk mengakhirinya. Me Time kali ini berakhir dengan hari besar hati dan otot yang pegal. Me Time berikutnya kemana ya asyiknya? Pikirkan nanti sajalah, kini saya harus pulang kembali kepada keluarga tercinta dan bersiap menghadapi rutinitas dengan energi terbarukan. Me Time 'kekunoan" ala emak blogger telah berhasil melepas penat dan menumbuhkan semangat gres menyambut hari esok. Semangat, yes!

Halaman depan Museum Nasional gedung gres ME TIME “KEKUNOAN” ALA EMAK BLOGGER
Ketemu Pak  Jokowi


Salam

Eka Murti





Demikianlah Artikel Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger

Sekianlah artikel Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger dengan alamat link https://minatoet.blogspot.com/2018/08/me-time-kekunoan-ala-emak-blogger.html

0 Response to "Me Time “Kekunoan” Ala Emak Blogger"

Post a Comment